Senin, 12 Mei 2008

Pengangguran Terdidik Semakin Meningkat

Perkembangan Jumlah Pengangguran di Indonesia

Pengangguran seakan menjadi masalah utama bagi bangsa Indonesia. Sekitar 10 juta penganggur terbuka (open unemployed) dan 31 juta setengah penggangur (underemployed) bukanlah persoalan kecil yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia dewasa ini dan ke depan. Penganggur tersebut berpotensi menimbulkan kerawanan, seperti kriminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yang luar biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi listrik, sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tetapi mereka tidak mempunyai penghasilan. Bisa dibayangkan berapa ton beras dan kebutuhan lainnya harus disubsidi negara setiap harinya.


Jumlah Pengangguran Menurut Tingkat Pendidikan


Pendidikan

2004

2005

2006

2007 (Feb)

1.

Pra Sekolah Dasar

1.004.296

1.012.711

849.425

666.066

2.

Sekolah Dasar

2.275.281

2.540.977

2.675.459

2.753.548

3.

SMP

2.690.912

2.680.810

2.860.007

2.643.062

4.

SMA

3.695.504

3.911.502

4.047.016

3.745.035

5.

Diploma I/II

92.788

107.516

102.580

151.085

6.

Akademi/Diploma III

144.463

215.320

194.605

179.231

7.

Universitas

348.107

385.418

375.601

409.890

Total

10.251.351

10.854.254

11.104.693

10.547.917

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)


Berdasarkan tabel di atas tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2007 masih mencapai 9,75% dari angkatan kerja atau 10,55 juta jiwa. Jumlah pengangguran tersebut masih terbilang cukup tinggi walaupun jika dibandingkan dengan jumlah pengangguran pada tahun sebelumnya telah terjadi penurunan sebesar 557 ribu (sekitar 10,28 %). Jumlah pengangguran yang lebih dari 10 juta jiwa merupakan hal yang ironis. Hal ini menandakan banyak terdapat pengangguran di seluruh pelosok negara Indonesia.

Jika kita membandingkan dengan jumlah penduduk Singapura yang sebesar 4 juta jiwa, hal ini menandakan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia lebih dari dua kali lipat jumlah penduduk Singapura. Padahal, Indonesia sebenarnya jauh lebih ‘kaya’ dari pada Singapura, baik dari luas wilayah maupun sumber daya alam (natural resources) yang dihasilkan.


Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang layak secara kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dengan partisipasi semua masyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi hal tersebut hendaknya dijadikan penanggulangan pengangguran sebagai komitmen nasional. Namun, iplementasinya masih sangat sulit untuk ‘kaum’ pengangguan di Indonesia. Pengangguran masih tinggi karena permintaan kerja sangat sedikit dibandingkan tenaga kerja yang tersedia.

Ketiga faktor tersebut adalah, ketidaksesuaian antara hasil yang dicapai antara pendidikan dengan lapangan kerja, ketidakseimbangan demand (permintaan) dan supply (penawaran) dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan masih rendah.

Lapangan pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja umumnya tidak sesuai dengan tingkat pendidikan atau ketrampilan yang dimiliki. Beberapa penyebab lain seperti kualitas SDM itu sendiri yang tidak sesuai dengan yang diharapkan di lapangan, antara lain dikarenakan penciptaan SDM oleh perguruan tinggi yang belum memadai, atau belum mencapai standar yang ditetapkan.

SDM yang tidak memadai ini bisa disebabkan kurikulum perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan industri, dan juga anggaran yang disediakan pemerintah untuk sektor pendidikan yang masih rendah sehingga yang dihasilkanpun tidak mencapai ‘buah’ yang maksimal. Keadaan tersebut dibuktikan dengan masih tingginya angka pengangguran terdidik di Indonesia.

Oleh karena itu, sangat diharapkan bahwa mahasiswa jika telah lulus dapat mandiri dengan membuka usaha sendiri sesuai dengan ilmu yang diperolehnya. Sehingga ‘status’ mereka bukan lagi tamatan universitas pencari kerja, tetapi pencipta kerja. Tentunya, untuk memulai program tersebut akan dibutuhkan modal dan motivasi yang besar baik dari institusi perguruan tinggi maupun mahasiswanya.

Tidak ada komentar: